Diberdayakan oleh Blogger.
On Rabu, 11 Agustus 2010 1 komentar



Anglo American Plc, pemilik saham di platinum terbesar dan produsen berlian, tengah mencari proyek listrik dan stasiun batubara yang mau dibeli di Indonesia, Australia dan Kolombia."Akuisisi yang masing-masing akan memproduksi minimal 3 juta metrik ton batubara yang siap dijual, dapat meningkatkan produksi Anglo untuk 140 juta ton pada tahun 2020," demikian diungkapkan Norman Mbazima, kepala unit batubara termal di tambang batu bara Landau di Afrika Selatan seperti dilansir Bloomberg. Anglo juga tertarik di Zimbabwe, Botswana dan Mozambik.
Fang Junshi, direktur jenderal departemen batubara Energi Nasional Administrasi, mengatakan di Beijing menguraikan, jadi yang disebut harga batubara thermal akan tetap kuat. Cina, konsumen terbesar dan produsen bahan bakar, bisa menjadi importir untuk tahun kedua Aglo karena disinyal mereka akan menutup tambang yang tidak aman lantaran ekonomi yang diprediksi akan tumbuh. Cina memproduksi sekitar 80 persen listrik dari batubara.
Anglo, dengan kepemilikan aset di Afrika Selatan sebesar 40%, diharapkan dapat mengangkat 16 juta ton batu bara dari negara tahun ini, hampir sama dengan 2009. Pengiriman ke India akan meningkat dari 4,9 juta ton tahun lalu. Sementara itu, saham Anglo American turun 2,01 rand, atau 0,6% menjadi 330,26 rand pada pukul 3:43 pm di perdagangan Johannesburg, dengan nilai transaksi sebesar 434 billion rand ($59.9 miliar). sumber : inilah.com

1 komentar:

. mengatakan...

Salam,
Kalau Amerika tertarik dengan Batubara Indonesia, berarti semua rakyat bisa dong jualan batubara ke Amerika. Sayangnya, Indonesia sudah lebih dulu 'JUAL DIRI" ke Amerika

Trims

Posting Komentar